browse here

Sore Hari Kala Hujan Mencumbuku di Balik Punggungnya

Tiba-tiba saja aku merindu hujan cumbui soreku, hingga kurasa kuyup tubuhku karena rayu rintiknya.
Aku rindu raung hujan gelegarkan kalbu. Memaki dalam guntur. Merintih dengan percik. Tertawa singkat bak kilat menyala dengan mata nanar.

Aku merindu hujan sore itu, kala sebuah punggung.
ada di hadapku. Aku merindu hujan yang buatku mampu merengkuh punggung itu dalam balut keresahan.
Lalu semua menguap seiring berlalunya awan kelabu.
Masalah...
keluh...
kesah...
resah...
gelisah...
Tersampir rapi di balik punggungnya, sebelum kemudian hilang.

Maka kurindui hujan yang cumbui soreku,
dengan tiba-tiba. Dengan sesosok punggung yang
telah kutinggal
lama....


Djogdja, 9 Januari 2015