browse here

tentangmu

Terpenuhi sudah tanggunganku selarut ini
Potretmu tetap kusanding, di ujung meja bersama secarik kertas dan pena
Berseberangan dengan secangkir kopi hangat kesukaanmu
Tertebus sudah janjiku
‘tuk menyertaimu kala kalut menyerbu ruang-ruang pikirku
Begitu banyak beban tlah kita tanggung, hingga kini, hingga nanti
Setelah ketiadaanmu dari sisi nyataku
Terhenyak
Malam semakin larut
Pikirku semakin kusut
Terduduk di depan meja kerja, kutatap potret wajahmu
Senyum itu, hanya kutemui dalam khayalku
Setidaknya kau selalu ada, dalam bingkai temani malam tunaikan wajibku
Bersama secarik kertas, pena, dan kopi kesukaanmu
Dan kita ulang-ulang kenangan kita
Karena itulah wajibku, tanggunganku..

21052014

curahanku pada Ibu

Menangis aku karenanya, Ibu
Menderas isak tersendat kata
Tak kuasa penjelasan meluncur dari keluku

Beri aku jawab, Ibu
Agar kuasaku terbitkan senyum
yang terkulum begitu kudengar tentangnya

Tanyaku meradang dalam nyeri hati
Sendu dan kelu berpadu pada tanya yang kian meluas
melebar pada kata yang tak kunjung terucap darinya

Adakah aku dalam benaknya, Ibu?
Adakah sekali saja, ada inginnya ‘tuk kenali aku, Ibu?

Tanyaku membesar
Membenak dalam dalam pikir
Terolah resah menerka jawab
Ragu
Bimbang
Dan tanyaku tetaplah tanya yang kian membesar


Juni, 13 2014